Berderai air mata menetes dipipi
keriputnya..
Duduk ditengah kerumunan
Berharap secercah rezeki dalam mengais
sesuap nasi
Selalu memasang wajah yang membuat orang
dikerumunan iba
Demi waktu, demi hari kau tetap selalu
berusaha
Mengisi lambungmu hanya untuk menikmati
nafas keehidupan
Berharap selalu agar mangkuk didepan
mata penuh
Agar selalu bisa menyambung hembusan
nafas
Berderai lagi air matamu menetes dipipi
yang nampak lusuh
Mengingat kau pernah melahirkan janin
Janin itu sudah besar dan lupa padamu
Mungkin dia sudah bahagia dan lupa
padamu
Pikir yang tembus dalam jiwamu
Berderai lagi dengan deras air matamu
dipipi yang tampak pucat
Kau mengingat bapak dari janinmu yang
telah pergi ke baka bahagia itu
Yang tak lain suamimu, yang menjanjikan
memberikan keindahan
Ia datang, ia memelukmu dan mengajakmu
terbang melayang jauh
Seketika itu jasadmu menimpa mangkuk
didepanmu yang sudah penuh receh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar