(Karya : Olan)
Disimpang jalan tugu meraksa, dia melihat dari simpang
jalan
Hitamnya dan kelamnya sebuah kehidupan buat dia jadikan
pengalaman
Rasa syukur kepada sang pencipta semesta alam dan nyata
kehidupan diucapkannya
Terus dipandangnya mawar itu dengan menutup luka dihatinya,
Pandangnya semakin dekat langkah kaki mendekati mawar
itu
Dan bertanya “siapakah pemilikmu? Mengapa kauseperti
dibuang? Kamu indah?”
Sang mawar tak menjawab, kaku melepuh bibirnya
Lalu diambil dan dibawanya pulang, dipindahkannya ke
pot yang baru bersih dan kokoh, dengan pelan agar tak patah.
Mawar tetap diam, tanpa ragu atau bingung sedikit pun
terus dia mengajak ngbrol sang mawar,
“Kamu menawan pasti orang bodoh yang membuangmu? Dari
mana asalmu?”
Sang mawar tetap
diam, diam dengan penuh kesunyian…
Dan akhirnya dia menyerah dan diam juga..
Setelah berapa lama diam antara dirinya dan mawar saling
berpandangan dari dalam kesunyian..
Sang mawar senyum dan berucap “terimakasih pemuda,
aku adalah pelacur dari sistem politik kotor, aku tak mampu
lagi jad ibahan suapan mereka.”
Dipeluknya mawar rapuh itu.
Paelmbang, 20 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar