Perlunya Kesadaran
Bersama Menjaga Fasilitas umum diPalembang
Oleh : Muhammad Maulana Ksw
Palembang adalah salah satu kota terbersih
diAsia Tengara kota terbersih yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan se-Asia Tenggara dalam ajang ASEAN Environmentally Sustainable
City Award. Penghargaan diterima langsung Walikota Palembang, Eddy Santana
Putra di Pnompenh, Kamboja, pada Senin, 5 maret 2012. Tapi tak tahu pada tahun
ini 2013 atau yang akan datang, bila kita lihat adanya fasilitas umum yang
mulai rusak oleh tangan-tangan jahil, seperti halte Transmusi kacanya
dipecahkan, banyak corat-coret yang nampaknya bukan bagian dari seni karena
seni identik dengan keindahan itu dapat dikatakan pengerusakan. Dan juga
tembok-tembok yang ada dijalan jenderal sudirman tak luput dari aksi
corat-coret. Seharusnya ada tempat yang tepat untuk melakukan hal itu bukan
ditengah kota yang merusak keindahan kota.
Langkah pemerintah Kota Palembang
menyediakan fasilitas layanan transportasi massal seperti BRT Trans Musi dan
perlengkapannya dinilai masyarakat sudah sangat bagus, tapi masyarakatnya
sendiri hilang kesadaran, kegunaan fasilitas umum itu tersendiri hanya untuk
masyarakat tapi mengapa masyarakat yang tak bertanggung jawab membuat rusak
fasilitasnya sendiri. Peran instansi pemerintah kota terkait dalam pengawasan
penjagaan terhadap Halte tersebut tak
mugkin dapat dilakukan 24 jam penuh, apalagi jika menjaga halte-halte yang
tempatnya berada diujung kota Palembang, mana mungkin jika harus pemerintah
kota menyediakan petugas penjaga untuk menjaga halte tersebut agar tidak
dirusak ataupun dikotori, banyaknya halte yang telah dibangun pemerintah kota
adalah 250 lebih, jika harus menggunakan petugas penjagaan tentu memakan biaya
yang banyak dari APBD, lebih baik dana itu digunakan untuk membantu saudara
kita yang kesusahan, seharusnya masyarakat sekitar halte juga dapat melakukan
pencegahan jika melihat ada orang yang merusak fasilitas itu.
Dapat kita lihat juga jika akan datang ada hari raya besar, terutama
didepan pasar Cinde parkiran mobil pribadi menutupi fungsi halte transmusi itu
sendiri, seharus mereka yang memakai mobil pribadi memikirkan calon penumpang
yang akan naik Transmusi. Tak hanya itu keberadaan fasilitas umum (fasum) di
Pasar 16 ilir ternyata tidak terlepas dari kerusakan dan kondisi yang tidak
terawat. Hal ini khususnya terlihat dari saluran drainase, penataan kabel
listrik, toilet hingga kesemrawutan pedagang yang menggelar dagangan. Pasar
merupakan jantung perekonomian masyrakat, fasilitas yang telah dibangun
pemerintah hendaknya dijaga bersama demi membangun kota pelembang yang gemilang
dan indah.
Kembali lagi ke halte transmusi banyak juga kita lihat adanya orang gila
atau gepeng yang ada didalam halte, sehingga itu tentu membuat takut calon
penumpang dan hilang rasa nyaman, dinas terkait seperti Sat-Pol.PP dan Dinas
Sosial seharusnya mengambil lagkah cepat dan tegas terhadap kenyaman publik.
Jalan-jalan juga banyak yang rusak sehingga banyak menimbulkan kecelakan
lalulintas, contohnya adalah dari simpang celentang menuju terminal sako
jalannya sangat memprihatinkan penuhnya lubang sehingga tak jarang terjadi
kecelakaan.
Perlunya kesadaran bersama antara pemkot dan masyarakat Pelembang,
kemajuannya kota ini adalah kebahagiaan kita bersama, dan dengan bersama juga
kita bisa memelihara kenyaman, bersama tentu lebih mudah, baik
muda,tua,anak-anak mari bersama kita jaga kota yang tercinta ini. Pemerintah
kota memfasilitasi, masyarakat memakai dan menjaganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar