Selasa, 06 Agustus 2013

Perlunya Kesadaran Bersama Menjaga Fasilitas umum diPalembang

Perlunya Kesadaran Bersama Menjaga Fasilitas umum diPalembang
Oleh : Muhammad Maulana Ksw

      Palembang adalah salah satu kota terbersih  diAsia Tengara kota terbersih yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan se-Asia Tenggara dalam ajang ASEAN Environmentally Sustainable City Award. Penghargaan diterima langsung Walikota Palembang, Eddy Santana Putra di Pnompenh, Kamboja, pada Senin, 5 maret 2012. Tapi tak tahu pada tahun ini 2013 atau yang akan datang, bila kita lihat adanya fasilitas umum yang mulai rusak oleh tangan-tangan jahil, seperti halte Transmusi kacanya dipecahkan, banyak corat-coret yang nampaknya bukan bagian dari seni karena seni identik dengan keindahan itu dapat dikatakan pengerusakan. Dan juga tembok-tembok yang ada dijalan jenderal sudirman tak luput dari aksi corat-coret. Seharusnya ada tempat yang tepat untuk melakukan hal itu bukan ditengah kota yang merusak keindahan kota.
       Langkah pemerintah Kota Palembang menyediakan fasilitas layanan transportasi massal seperti BRT Trans Musi dan perlengkapannya dinilai masyarakat sudah sangat bagus, tapi masyarakatnya sendiri hilang kesadaran, kegunaan fasilitas umum itu tersendiri hanya untuk masyarakat tapi mengapa masyarakat yang tak bertanggung jawab membuat rusak fasilitasnya sendiri. Peran instansi pemerintah kota terkait dalam pengawasan penjagaan terhadap Halte tersebut  tak mugkin dapat dilakukan 24 jam penuh, apalagi jika menjaga halte-halte yang tempatnya berada diujung kota Palembang, mana mungkin jika harus pemerintah kota menyediakan petugas penjaga untuk menjaga halte tersebut agar tidak dirusak ataupun dikotori, banyaknya halte yang telah dibangun pemerintah kota adalah 250 lebih, jika harus menggunakan petugas penjagaan tentu memakan biaya yang banyak dari APBD, lebih baik dana itu digunakan untuk membantu saudara kita yang kesusahan, seharusnya masyarakat sekitar halte juga dapat melakukan pencegahan jika melihat ada orang yang merusak fasilitas itu.
       Dapat kita lihat juga jika akan datang ada hari raya besar, terutama didepan pasar Cinde parkiran mobil pribadi menutupi fungsi halte transmusi itu sendiri, seharus mereka yang memakai mobil pribadi memikirkan calon penumpang yang akan naik Transmusi. Tak hanya itu keberadaan fasilitas umum (fasum) di Pasar 16 ilir ternyata tidak terlepas dari kerusakan dan kondisi yang tidak terawat. Hal ini khususnya terlihat dari saluran drainase, penataan kabel listrik, toilet hingga kesemrawutan pedagang yang menggelar dagangan. Pasar merupakan jantung perekonomian masyrakat, fasilitas yang telah dibangun pemerintah hendaknya dijaga bersama demi membangun kota pelembang yang gemilang dan indah.
      Kembali lagi ke halte transmusi banyak juga kita lihat adanya orang gila atau gepeng yang ada didalam halte, sehingga itu tentu membuat takut calon penumpang dan hilang rasa nyaman, dinas terkait seperti Sat-Pol.PP dan Dinas Sosial seharusnya mengambil lagkah cepat dan tegas terhadap kenyaman publik. Jalan-jalan juga banyak yang rusak sehingga banyak menimbulkan kecelakan lalulintas, contohnya adalah dari simpang celentang menuju terminal sako jalannya sangat memprihatinkan penuhnya lubang sehingga tak jarang terjadi kecelakaan.
       Perlunya kesadaran bersama antara pemkot dan masyarakat Pelembang, kemajuannya kota ini adalah kebahagiaan kita bersama, dan dengan bersama juga kita bisa memelihara kenyaman, bersama tentu lebih mudah, baik muda,tua,anak-anak mari bersama kita jaga kota yang tercinta ini. Pemerintah kota memfasilitasi, masyarakat memakai dan menjaganya.

Tidak ada komentar: