(Aku pemandang,
pengelihat, dan ingin berjuang)
Memandang salinan kisah usang, harkat dan martabat tak
lagi terpegang, kekuasaanlah yang membasmi dan mengahancurkan, jalan pikiran
tidak lagi bergerak apalagi memberontak, masih terlalu lama dan terlalu cepat
jika kita bertindak tanpa adanya Uang, kekuasaan dan kemunafikan, berjuang
dengan keidealisan? Akan hanya tersingkir, sistemnya tidak mengizinkan
nasionalisme, dan idealisme diterapkan, Pancasila dikangkangi oleh
ideologi-ideologi luar yang tak masuk akal tak sesuai dengan jadi diri bangsa,
hampa meronta angin gelap menghampiri.
Pasar dan perekonomian
dipermainkan oleh tengkulak-tengkulak, antek dari kapitalis, pancasila
diterjang oleh liberalisme, menangis ibu pertiwi, mereka Negara imperialis
sekehendaknya saja memainkan kebutuhan ekonomi rakyat kecil Nusantara, kedelai
tak termakan lagi ubi pun sudah jarang, sang pemimpin hanya terdiam bisu,
antek-anteknya berbicara “Ekonomi Negara kita selama dipimpin Bapak sudah
maju.” Faktanya apa? Sibusung lapar diujung negeri menangis mengigit putting
susu Ibunya yang kering, siAyah yang mencari makan dalam hutan tubuhnya sudah
kering diterkam harimau, seenaknya mereka berbicara takdir sementara disenayan
dan lembaga-lembaga atas nama Negara lainnya asyik korupsi ria, pesta pora
dengan wanita-wanita gratifikasinya mereka lupa Ibunya adalah wanita.[1]
Belum lagi peluang
kerja yang semakin sempit, si Badu insinyur pertanian kok malah kerjanya
ngamen, ditanya kenapa?Lahan pertanian dinegeri ini sudah habis oleh
pembangunan, dan si Braka, sarjana tekhnik jualan pecel, kenapa?Arsitek harus
butuh uang banyak dan keluaran universitas luar negeri untuk bisa dipercayai
klientnya menggusur lahan pertanian menjadikan kampung elite demi menghilangkan
identitas budaya kampung tradisional. Lalu apa lagi, kenapa uang dan kekuasaan
menjadi sumber diskriminasi utama,[2]
apalagi mereka yang dibawah kolong jembatan tanpa kaki dan tangan mencari uang
dan mengiba, tidakkah kau lihat wahai pemimpin, kau berikan bantuan masyarakat
miskin antri menerima bantuan itu lalu terjepit kakek Ratiman mati ditempat,[3]
malaikat pun bingung harus mencabut nyawanya bagaimana.
Temeram malam meja
hijau hukum telah jadi sarang penyamun tempat dimana hukum dijadikan bisnis
kepentingan individu dan nafsu serakah dunia buat, buat, buat keadilan hanyalah
kiasan dalam sampah yang busuk, uang lagi, uang lagi.
Warga Negara kita yang
jadi TKI diluar negeri ditembaki dibunuh, di adili lalu dihukum mati pemimpin pemerintah
negeri ini Cuma bilang “Saya turut prihatin.”Sudah belasan tahun reformasi
berharap sistem lebih baik tapi apa nyatanya malah memburuk dan suram,
langit-langit mendung tak mau memunculkan matahari begitu juga dimana matahari dinegeri
ini yang membawa cahaya dan kedamaian bagi kemakmurannya.
Hukum jadi bisnis,
ekonomi dimainkan budaya sok-sok kebaratan tidak sadar dengan warna kulit dan
warna mata, budaya diklaim Negara lain marah-marah padahal tidak dijaga, barang
yang tidak dijaga akan dicuri orang.
Aku jadi tokoh utama
dalam tulisan ini,
Lekang samudra dikuasai
minyak oleh asing, diam tak bergeming tatkala digadaikan hasil bumi, kita belum
merdeka, kita belum terlalu bebas dan masih terjajah, ekonomi kita dimainkan
kaum imperium dunia dengan sadisnya, petani-petani gigit jari.
kriminal mewabah tinggi
karena akarnya dari korupsi, dan korupsi jadi penyakit menular yang sulit
diberantas, ratusan orang yang tak memiliki pegangan dalam persaingan
tersingkirkan, karena yang dibutuhkan adalah uang, kekuasaan, serta kemunafikan
adakah jalan dan jawaban atas keadaan ini?
Sebentar lagi sebentar
lagi aka nada pemilu, ya pemilihan umum 2014 mereka mulai berlomba-lomba cari
muka nempel dimana muka-mukanya, blusukan dan menanam janji-janji yang busuk
yang kelak berbuah buah yang busuk dan rakyat memakannya perlahan badan rakyat
scuil demi secul terkontaminasi kuman dan lama-lama juga akhirnya mati
perlahan, adakah cinta dinegeriku? Ahh..nampaknya cinta nafsu duniawi saja
cinta kepada saudara dan bangsanya? Hanya jadi pertanyaan dalam tidurku dan
dalam renungku.
Aku jadi tokoh utama
dalam tulisan ini,
Berbicara soal
Pancasila?
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa? Tapi kenapa
agama harus jadi alat kekerasan dan diskriminasi dalam pekerjaan, si Yanto yang
keluar dari perusahaan cabang kapitalis Negara luar, harus dipecat karena
agamanya beda dengan agama teman-temannya dikantor?
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab?
Apakah ada manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi terhadap
bangsanya ini ada manusia yang adil dalam sikap dan tindakannya? Lihat saja si Mince diatas mobil
mewahnya sementara iyem di atasi oleh jamu gendongnya, serta adab generasi muda
sekarang bagaimana dengan orang tua anak bunuh Ibu, bapaknya kandungnya
sendiri.[4]
3.
Persatuan Indonesia? Saling bantai antar
suku, saling serang dan hujat antar kabupaten, bentrokan diamana-mana api
menjalar dalam tiap demontrasi, gara-gara politik, pendukung antar pendukung
padahal saudara rela saling membunuh, aah ini yang lebih ngeri.[5]
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan? Rakyat yang mana yang
diwakili disenayan yang berduit seperti hal yang merebak dimedia masa rakyat
seperti bunda Putri, hahahaa..ingin sekali tertawa dan melengking mendengarnya,
dinegeri ini rakyat mewakili dirinya sendiri.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia? ADIL YANG MANA, digusur dihajar oleh kaum kapitalisme dinegeri
sendiri.
Demokrasi Ooohh
demokrasi, alam terbuka bebas kau bebas melakukan apa saja tanpa memandang
identitas dan kaca sendiri, demokrasi yang tak sesuai pancasila demokrasi yang
membangkangi pancasila,.
Pancasila menjadi
kiasan dan hanya simbol, symbol Negara yang tanpa ada arti, mungkin founding
father’s kita lagi menangis melihat apa yang diwariskannya hanya jadi, sampah
yang tak berguna dengan teman-teman dulu berjuang mendapatkan dan mewujudkannya
tapi sekarang apa yang diwarisi itu tak dipedulikan, tragis Oooh tragis, mana
suara lantang mu Garuda, jangan biarkan ada yang menyobek sayapnya.
Darah para pejuang 45 dan pejuang-pejuang
pahlawan kami megalirlah terus, jangan buat kami kehilangan identitas atas hak
Negara ini, kalian para pahlawan telah bersusah payah mendirikan dan mengusir
penjajah dari negeri tercinta ini sementara anak cucumu melupakan itu.
Aku menjadi tokoh utama
dalam tulisan ini,
Ku Pandang langit malam
tanpa bintang, aah celakanya lagi tanpa bulan, masuk kerumah seperti biasalah
saja dan hidupken televisi, Ooowwh tidak?
Beritanya sama seperti
kemaran, korupsi, skandal-skandal kotor, dan calon presiden impian, politik
itulah politik bentar lagi 2014, meraka merancang strategi, lobi melobi ah itu
sudah biasa.
Strategi politik busuk yang dimainkan, strategi haram
yang dilancarkan saling siram, saling hajar saling bunuh padahal telah
bersumpah tiap 28 Oktober, bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa
satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Nyatanya bukan
akibat politik tak peduli saudara tak peduli kawan semua bisa jadi lawan dan
semua bisa jadi kawan yang tanpa ketulusan.
Belum lagi dimedia masa
adanya politik dinasti yang melanggengkna keturunan untuk berkuasa dan bercokol
dalam sistem politik dinegeri ini, mulai daerah-daerah sampai kepusat semuanya
tercium aroma dinasti yang memuakan, dimana kesempatan bagi mereka yang tak
memiliki kekuasaan, uang dan kemunafikan untuk terjun kedalam politik negeri
ini?
Aaahh Aku hanya jadi
tokoh utama dalam tulisan ini,
Pergonjang-ganjingan
dalam negeri ini tak jelas tak seharusnya terjadi, tak seharusnya menderita
setelah sudah hampir 70 tahun merdeka merdeka yang dibawah masih merasa
dijajah, dijajah kaum sendiri, dijajah kepentingan asing, sumber daya alam
(SDA) yang melimpah ruah negeri terkaya didunia tapi SDA nya hampir menyeluruh
diolah oleh asing, sumber daya manusia kita mampu kita mengolah SDA kita
andaikan pemerintah mau mengerti tapi lebih dimengertikan sikap mereka para
pemimpin dalam liang politiknya yang kotor.
Aku jadi tokoh utama
dalam tulisan ini,
Tak tanggung-tanggung
korupsi meracuni dari berbagai aspek dinegara ini dari lembaga Agama, Olahraga,
Kesehatan, Hukum, sampai masalah konstitusi, akankah ini jadi neraka bagi kami
para generasi muda kelak ataukah berubah jadi surgawi dunia yang indah, hanya
waktu dan segenap tenaga ini yang akan membuktikan biarkan, biarkan sekarang
kami menonton dan suatu saaat andaikata kami berperan maka janganlah akami
seperti penjabat-penjabat yang korup, kami sungguh ingn perubahan bukan
perbudakan walaupun tak secara kerja paksa, romusha tapi kami merasa
diperbodohi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada, berhasilkah pemerintahan
ini?
Hanya mereka para
penjilat yang dapat bilang BERHASIL!
Aku akan masuk dan
berperan jadi tokoh utama dalam tulisan ini,
Semakin kikuk aku
menatap akan keadaan bangsaku ini akankah ada perubahan?
semoga saja , dari tiap doa dan kerja keras yakinilah takkan pernah sia-sia, daun yang jatuh tidak pernah membenci angin, dan kayu yang jadi arang pasti memaafkan api. Biar negeriku sekarang dalam keadaan sepertinya belum terlalu memadai ini tetaplah negeri, negeri yang sangat diinginkan menjadi negeri “gema rimpah loh jinawi” jangan pernah biarkan kelak asing menggerogoti SDA ini, pertempuran ideologi jangan pernah terjadi hanya ada cukup sati ideologi yaitu Pancasila yang jadi perwujudan keadaan dan identitas bangsa, terapkan Pancasila dari diri sendiri agar implikasinya menyuluruh dari sabang sampai merauke terterapkan.
semoga saja , dari tiap doa dan kerja keras yakinilah takkan pernah sia-sia, daun yang jatuh tidak pernah membenci angin, dan kayu yang jadi arang pasti memaafkan api. Biar negeriku sekarang dalam keadaan sepertinya belum terlalu memadai ini tetaplah negeri, negeri yang sangat diinginkan menjadi negeri “gema rimpah loh jinawi” jangan pernah biarkan kelak asing menggerogoti SDA ini, pertempuran ideologi jangan pernah terjadi hanya ada cukup sati ideologi yaitu Pancasila yang jadi perwujudan keadaan dan identitas bangsa, terapkan Pancasila dari diri sendiri agar implikasinya menyuluruh dari sabang sampai merauke terterapkan.
Jangan pernah ada
perbedaan pendapat atau pandangan yang buat kita saling menumpahkan darah,
ingatlah “boleh darah kita tertumpah asal untuk melawan mereka para penjajah
kapitalis” yang buat kita tidak dapat berdiri sendiri, ingat! Kita satu
bertumpah darah satu, tanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu.
Itu sumpah kita sebagai
pemuda! Pemuda penerus bangsa, pemuda pundak Negara, dan pemuda tempat
pelindung pemudi. Tegaskan harapan demi sang garuda terbang mengawang tinggi
hingga tercengang penduduk internasional dan Garuda bukan burung perkutut dan
sangsaka bukan sarang pembalut, tapi itulah semangat kita tancapkan cakarnya
dileher para imperialis dunia yang menguasai impor kita jangan biarkan, dan
jangan biarkan mereka menghancurkan kita karena tanah dan air ini hanya untuk
kita bangsa Indonesia dan warisan dari moyang kita, warisan dari moyang kita.
Padamkan api yang mengugus hutan , hancurkan semak yang menggerogoti pohon
kita, pecahkan jantung mereka yang ingin mencoba menjajah dan menghina kita
lagi, kita bangsa yang besar terdiri atas beragam budaya yang mebuat itu ibdah
adalah keragaman dan bukanlah keseragaman, andai langit itu mendung maka kita
bisa mencerahkannya dangan berdoa kepada apa yang tercermin dalam sial ke satu
kita, “kita punya Tuhan” jangan pernah takut deangan luberalisme, kapitalisme
dan imperialisme yang mencoba masuk dan mengobrak-abrik Pancasila, Nusantara
akan meluas lagi.
Salinan kisah usangan kelak bersinar bak
berlian dalam malam yang berkilauan dan ditiupi angin-angin yang memberkati,
ombak panti akan membawa pesan burung camar yang terbang bahwa negeri kita
tidak usang lagi dan telah menjadi negeri yang subur, negeri yang makmur dan
negeri yang memiliki identitas sesungguhnya PANCASILA. Itulah dari pada sebuah
harapan, harapan sang intelektual yang masih premature dan penglihat yang sangat
miris akan keadaaan bangsa, angin tiupkanlah arwah-arwah penyemangat dan
pemberani para pendahulu pahlawan kami dalam ubun-ubu kami agar menjadikan kami
kuat tangguh serta melawan atas keputus asaan ini menjadi keoptimisan yang
menjadi lambang, lambang harga diriku dan kelak Aku bedoa akan berperan dan
berperan untukmu Indonesia dan keadilan tujuan Utama, sebelumnya didahulukan
kemakmuran. MERDEKA!
[1]http://www.kabar24.com/nasional/read/20130530/62/190253/kasus-gratifikasi-seks-jadikan-perempuan-
umpan-termasuk-kejahatan-korups
[2]
https://www.facebook.com/DennyJAWorld
[3]
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/04/064510440/Jatah-BLSM-Diambil-Orang-Kakek-Ini-Meninggal
[4]
http://politik.kompasiana.com/2010/05/10/teganya-seorang-anak-bunuh-ibu-kandung-137882.html
[5] http://daerah.sindonews.com/read/2013/08/31/27/777650/dipicu-taruhan-pilkada-2-tewas-8-rumah-dibakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar