Rabu, 09 Juli 2014

Akibat dari Situasi Politik yang Carut Marut



Akibat dari Situasi Politik yang Carut Marut
(Oleh: Muhammad Maulana Ksw)
(Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang)
           
            Bisa dikatakanlah persaingan politik kita ini dalam keadaan carut marut, bagaimana bisa saya mengatakan begitu? Lihat sajalah para poltisi ataupun calon politisinya yang bersaing bukan menggunakan akal intelektual melainkan serangan-serangan dari pikiran buruk sampi fitnah yang sangat mengancam kstabilitasan persatuan bangsa.
Pembunuhan karakter para lawan politik di lancarkan, politik uang bermain, rakyat hanya bengong kebingungan melihat situasi politik yang tidak karuan ini. Lembaga Negara yang benar-benar ingin menjadi lembaga Negara yang berjuang menegakan hukum atas nama rakyat dibilang bersekongkol, bersandiwara tanpa tahu tujuan hal tersebut benar atau tidak. Ada sebuah istilah “Politik memang Kejam” hal tersebut adalah tepat bila di gambarkan di negeri kita, dimana saat permainan dan persaingan politik yang busuk yang di lancarkan mengakibatkan pandangan terhadap tokoh-tokoh politik yang benar-benar ingin berjuang di jalur untuk rakyat menjadi tidak di percaya rakyat.
            Pidato-pidato para calon politisi yang pasti ada kata “Untuk mensejahterakan Rakyat”, hah.. sebuah kata yang basi, sebuah kata yang busuk itulah akibat kecil dari refleksi politik yang carut marut, dengan kata-kata yang membumbung tinggi janjinya menembus langit ketujuh tapi implementasinya? Bodong! Nyaris sabuah pergambaran polotik di negeri ini membingungkan dan tak tahu arahnya akan berujung kemana beda dengan zaman Bapak pendiri bangsa kita dulu diman politik digunakan benar-benar untuk kepentingan rakyat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 karena benar-benar menggunakan akal intelektualnya, sekarang Pancasila di jadiakan symbol dan semboyan yang tak nyata, UUD 1945 hanya dongeng yang harus di ubah sedikit demi kepentingan politik yang ngawur lalu di wariskan ke anak-cucu.
            “Cari muka” sebuah kata yang tepat untuk para politisi da calon-calon politisi disaat pemilu akan segara dimulai, mulai juga bola-bola panas strategi mencari muka didapan mata rakyat dilancarkan, taktik dan straegi jitu menyatu, siapa yang kaya dan dermawan akan menang, siapa yang miskin dan intelektual akan terkungkung dalam keadaan yang eplik hingga tidak mampu menyuarakannya di segala kesempatan yang kecil.
            Akibat dari politik yang ngawur ini banyak hal yang ditimbulkan menuju kehancuran negeri mulai dari retaknya rasa persatuan bangsa kareana akibat perbedaan politik anatar kandidat yang satu dan kandidat yang lainnya buktinya ada sengekta pemilukada yang berunung anarkis, kestabialn ekonomi yang tidak menetu malah menuju keterpurukan, menajdikan bangsa yang bodoh akibat politik uang. Bercermin pada proses pergerakan negara ini sebelum kemerdekaan, para pemimpin pada saat itu tidak saling mengungkapkan dosa-dosa pemimpin yang lain. Namun yang mereka lakukan adalah bergandengan tangan dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.  Semangat kebersamaan yang tercermin dalam kepemimpinan mereka pada saat itu sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan para pemimpin dan tokoh politik kita saat ini yang merengkuh gelar intelektualnya dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di negeri ini dan bahkan dari beberapa negara maju di dunia.
            Belum lagi hasil dari carut marut politik tersebut adalah kebohongan public yang membodohi rakyat seperti janji yang tidak terealisasikan, saling klaim antar partai partai yang benar-benar anti korupsi, partai yang benar-beanr mensukseskan pembangunan, parata yang benar megklaim anti korupsi itu memang banyak para naggotanya yang tidak terlibat korupsi apakah meraka benar-benar anti korupsi? Ataukah tidak ada proyek untuk jadi koruptor, kalupun ada apa benar tidak tergoda? Inilah suara rakyat yang tidak percaya lagi akibat suatu tindakan dan kebusukan para politisi koruptor yang membuat hialng kepercayaan rakyat kepada para calon-calon politis laonnya baik politisi yang sudah duduk di parlemen.
            Carut marut politik negeri yang ngawur ini akan bisa teratasi jika adanya kesadaran dari pemikir-pemikir yang mengatas namakan pemikir intelektual dan calaon-calon poitisi yang memang benar untuk berjuang demi Bangsa, mewujudkan Pancasila dan UUD 1945, bukan demi kepentingan Individu yang berujung pada kesenangan hedonis.
           

Tidak ada komentar: