Kamis, 10 Juli 2014

Potret Suram Sang Wakil Rakyat




(Oleh : M. Maulana KusumaWardhana)

       Dr. Bohemin Ilyas .SH, MH. Nama yang tak asing lagi dalam dunia politik dinegeri ini, Ia adalah orang yang sangat menjunjung tinggi suatu teori-teori pakar-pakar atau ahli-ahli ilmu politik pada zaman Yunani, tak jarang Ia menggunakan pendapat para ahli-ahli tersebut dalam perdebatannya dengan lawan politik atau narasumber teretentu dalam sebuah acara televisi. Dia adalah seorang anggota suatu partai politik, dan 2014 nanti sudah terdaftar sebagai calon Legislatif (Caleg), dengan memanfaatkan keeksisannya untuk mendulang suara dalam pemilu 2014 dia banyak hadir dalam suatu debat-debat masalah sosial dan hukum yang terjadi,
seperti bentrokan yang terjadi dilapas, uang palsu dan kasus-kasus lainnya, hampir selalu ada dalam tiap acara ditelevisi, maklumlah dia banyak mengenal para redaksi-redaksi dalam acara televisi tersebut, dan juga dia sangat royal akan yang namanya uang, karena tanda tangan mautnya itu sangat cepat menghasilkan uang melarat bagi rakyat.
      Tapi publik tak dapat dibohongi. Dengan keeksisannya di televisi masyrakat sudah tahu siapa dia, karena namanya sudah sering disebut dalam suatu kasus-kasus korupsi besar, walau hanya sebagai saksi, maklumlah kebanyakan masyarakat tak menghiraukan apa itu praduga tak bersalah yang ada dalam KUHAP, pokoknya kalau sudah jadi saksi bisa juga nantinya bakal jadi tersangka.
      Dr. Bohemin Ilyas .SH, MH, engkau yang dulu adalah pengacara yang berjaya, berjaya karena hebatnya bukan hebatnya pemikiran atau intelektualnya Kau, tapi karena hebatnya melobi serta menyuap para polisi, jaksa, hakim dan dari penangguhan penahanan sampai putusan hakim semuanya bisa engkau mainkan, dengan suap dari klien-klien mu yang kaya itu engkau dengan gagahnya dalam persidangan bak seorang yang sangat ahli hukum tapi busuk dibelakang pengadilan hanya sedikit mata yang tahu, kelompok penyuap dan kelompok disuap, publik hanya bengong melongok ketika putusan itu tak sesuai dengan UU apa yang kau buat ketika Kau sudah menjadi penghuni senayan, dan sekarang engkau atas nama rakyat Indonesia republik tercinta ini berceloteh dengan lagaknya pahlawan, semua publik tahu Bohemin pemilu sebentar lagi sementara kasus yang dasas-desusnya melibatkan engkau masih mengambang karena engkau tahu engkau merupakan penguasa dalam partai politik yang berkuasa dinegeri ini.
     Lanjutkan! Bohemin lanjutkanlah engkau menghancurkan negeri ini dengan kemunafikanmu, bodohi semua rakyat dengan lidah yang tak bertulang itu, berpetualanglah mendulang suara mencari kursi untuk duduk disenayan lagi jika engkau KALAH dalam pemilu nanti tentu engkau akan menjadi abu yang siap ditiup dan mejadi bangkai, kekuasaan sekarang yang buat kau menjadi raja diatas raja dinegeri ini.
      Semilir angin dan waktu terus berjalan engkau semakin eksis ditelevisi, berdebat, bernyanyi dan bahkan photo besar mimik senyum wajahmu terpampang didaerah daerah pilihan (dapil) mu, walaupun Kau tahu masih jauh masa kampanye, uang harammu terus keluar tabungan harammu terus menipis engkau tak perlu pusing-pusing nanti juga toch banyak proyek yang menunggu tanda tangan mu dan banyak uang dari kontraktor-kontraktor busuk! Yang menyuapmu.
        Rakus-rakuskanlah selagi engkau masih bisa rakus, jadilah beking-beking para tikus-tikus kecil yang membutuhkan pertolonganmu, bohongi KPK, keluarkanlah lagi suaramu untuk membubarkan KPK, KPK itu hanya benalu dalam perjalanan hidupmu proyek harammu terbatasi oleh adanya KPK, engkau tak berani bertelepon-teleponan dengan tikus-tikus kecilmu karena takut disadap KPK yang hanya terdengar dalam sadapan KPK hanya suara engkau bermesra-mesraan dengan perempuan tak tahu itu para istrimu atau pelacurmu! Darah itu merah Bohemin sama merahnya darah kita, dari kami juga merah walau kami sering makan nasi basi dan kami juga ingin makin dagingmu dan minum darahmu karena darah KORUPTOR KAKAP sepertimu halal bagi kami sang pejuang nasionalis negeri NKRI tercinta ini.
       Dan pagi ini diberita televisi lihatah Bohemin tentang rupiah yang anjlok serta para pengusaha kedelai yang sudah kere menggigit jarinya hingga putus, belum lagi sang miskin yang hobi makan tahu dan tempe bingung ingin makan apalagi, akibat atau apalah permainan spekulan yang engkau bekingikah? Atau permainan kapitalisme yang kau mainkan Karena engkau alat sebuah produk kapitalistis Negara kapitalis, walaupun banyak tak menyangka hal itu karena engkau tentunya akan ada juga ditelevisi berlagak sok pahlawan dalam mengantisipasi anjloknya Rupiah dimata dolar. Ooh Rupiahku yang malang lihatlah Bohemin tertawa lepas ketika pemerintah dikritik narasumber ekonomi negeri, engkau tetap mendukung pemerintahan, pemerintah yang jelas-jelas bobrok akibat korupsi yang dilakukan teman-teman seperjuangan dipartaimu itu, tua-muda pokoknya asyik korupsi dasar hebatnya engkau saja yang pandai berkelit sehingga engkau yag tikus menjadi belut yang sangat licin bagi KPK, tapi bagi saya engkau adalah kotoran busuk!
      Bohemin kau tetap optimis walau anggota partaimu tersandung kasus-kasus suap menyuap, survey partaimu melorot dalam lembaga survey yang akan memilih partaimu di 2014, kau juga melakukan hal saling depak sahabatmu dalam partai, kau rangkaikan kasus agar KPK menangkap sahabatmu itu yang kemudian jadi sorotan media perang internal dalam partaimu, kemudian sahabatmu mengalah dan keluar dari partai yang penuh dengan kebusukan oknumnya.
       Bohemin nampaknya kau lupa dengan perjuangan para pejuang 45 dengan susah payah merebut kemerdekaan dari para kaum imperium sang monopolis sejati, tapi pejuang dengan darah dan nyawa mengusir mereka lagi ketika sudah dibacakan proklamasi mereka tetap ingin masuk menjajah negeri ini darah mengalir dari tanah Aceh sampai Papua waktu itu dikenal serangan umum untuk sang kolonialis dan juga perjaungan sebelumnya, apa kau lupa? Walau atau mungkin didalam darahmu tidak mengalir darah pejuang tapi janganlah kau hancurkan negeri ini, jalankanlah dengan baik amanah yang telah diberikan rakyat kepadamu, jangan mau pikiranmu dikotori dengan yang namanya uang, ingat lah perjuangan diawalmu ketika kau menjadi aktivis mahasiswa dulu, kau hanya berjuang unuk rakyat, tapi mengapa ketika kau mengenal harta, tahta, dan wanita engkau jadi liar.
       Walaupun kau masih tetap dan tak mau sadar engkau masih ingin menggerus uang rakyat dan Negara politik-politik kotor terus kau lancarkan untuk lawan politikmu, gerogot-menggerogot bak rayap kau habiskan Negara ini, dalam bentuk lingkup yang kosong disini aka nada perjuangan dan perlawanan yang jelas akan membuatmu terjerumus dalam jurang kehancuran dalam sebuah sel, KPK akan datang menetapkan dan menjemputmu kedalam sel itu, semua ada limitnya TUAN bohemin terbusuk!
        Dapat Kau bayangkan ketika menuju dalam penjara iu kau akan disorot media tanpa dasi lagi, tanpa baju yang necis dan hanya mengenakan baju barumu, baju tahanan yang indah dengan rompinya, tapi pasti engkau tetap senyam-senyum depan kamera juru kamera awak media sama seperti sesudah koruptor-koruptor yang akan menjadi temanmu dipenjara.

Tidak ada komentar: